Rabu, 01 April 2015

CERITA dan FAKTA SEPUTAR SKRIPSI (Part 1)




Hi blog, rasanya sudah berapa lama gak nyapa ke sini. Mungkin ibarat rumah lantainya pasti sudah sangat berdebu, bank sarang laba-laba Dimana-mana, bau dan mungkin bisa jadi sudah berpenghuni makhluk Astral. Hiii...


Ok let’s start, beberapa postingan saya ke depan bantalan nyinggung-nyinggung masalah SKRIPSI atau ditempatku disebut TUGAS AKHIR. Well, Alhamdulillah akhirnya gue kelar juga jadi mahasiswa di kampus setelah 4 tahun 9 bulan bergelut di sini dan 7 bulan bergelut  dengan TUGAS akhir. Banyak rasa, cerita, fantasi dan inspirasi selama Disana, dan melalui blog ini mudah-mudahan bisa berbagi dengan yang lain. Ok, biar lebih enjoy untuk ditulis dan lebih enak dibaca, saya bawa postingan ini secara Timeline atau periodisasi. Maklum lewat postingan ini saya sedikit curhat sambil nyeritain apa Ana yang ludah saya alamin.
sumber : kaskus.co.id



PRA-SKRIPSI



Jujur aja saya baru ngenal tentang penelitian dan berencana untuk mulai skripsi begitu udah masuk semester 7. Awal mula dari cerita-cerita dengan wahyu, kawan saya yang lebih dulu mulai ngerjain skripsi. Darisitu barulah kepikir “sepertinya harus mulai dari sekarang. Tapi KP aja aku belum. Terus piye ya ?”. Maklum saja di smester 7 itu saya masih ada teori dan masih disibukkan dengan kuliah, sedangkan wahyu sudah tutup teori. Ok, dalam benak langsung berucap “Kudu sering ngobrol  dengan senior kalau gini caranya. Tapi dimana ya tempatnya yang asik ?”. 


Dari ucapan-ucapan dalam benak ini mulailah sampai pada akhirnya saya putuskan untuk sering cari jurnal-jurnal dan topik TA. Kebetulan saat itu saya sedang jadi asisten di Lab. Telkom jadi intensitas ngobrol saya dengan senior-senior angkatan atas jadi lebih giat. Mulailah nanya-nanya tentang topik sama judul TA.

“Udah ambil yang gampang aja”.

“Mending pikirin satu-satu ri, nyari KP dulu baru TA.”

“Kalau aku lagi ngerjain tentang WSN, hardware banget kalo ini”

“Mending analisis jaringan, itu sofwarenya udah ada pake OpNet. Lebih murah.”


Ya seperti itulah kira-kira jawaban senior-senior saya setelah saya coba tanya. Sampai akhirnya setelah dapat tempat KP dan KP pun dimulai pikiran untuk mulai TA masih diawang-awang. Disela-sela waktu KP yang 3 bulan itu memang ada waktu untuk balik ke kampus karena UAS. Dan diwaktu itulah rasanya seperti ada hasrat yang ngatain “Kalo mau serius mulai TA coba ngobrol dengan dosen langsung!”.Pertanyaan berikutnya “Terus dosennya siapa ?”-seketika disaat bersamaan pikiran itu muncul, dilab DPK nampaklah Pak Hendra. Dengan penuh PD saya coba mulai pembicaraan 


“Pak, ada waktu untuk ngobrol pak ? kebetulan saya Fahri Elektro 2010 rencana mau mulai ngerjain TA pak”

“Oh gitu, boleh aja. Gimana ?”


Dari penggalan dialog itu jujur saja ada seperti hasrat yang nggebu-nggebu bercampur deg-degan. Maklum saja, beliau salahsatu dosen yang cukup ditakutin dikalangan mahasiswa. Singkat cerita dari beberapa kali bertemu dengan beliau ada beberapa topik TA yang beliau tawarkan. Noise Active Canceller, Speech Recognition, LTE Simmulation Modelling, itulah tiga topik yang ditawarkan beliau. Dan sejujurnya saya hampir untuk mengambil topik Noise Canceller itu, karena secara teori saya sudah dapat memahaminya. Sampai pada satu moment yang bertempat di jurusan.


“Gimana sudah jadi ambil noise canceller, nanti bareng saya juga bisa TA’nya.”, ucap Pak Alvin.

“Ada minat juga pak kearah sana, jadi saya beberapa hari ini coba cari jurnal/paper kesitu. Kalau gak salah prinsipnya kita hanya men-generate sinyal baru yang punya amplitudo yang sama tapi fasenya dibalik kan pak ? mirip sinyal invers ?”


“Betul, nah sudah paham”


Tiba-tiba salahsatu dosen lain disebelahnya berucap, “Ho.oh mung sing mumet’e koe gawe sinyal invers sing fase’ne berlawanan. Kae ki dudu cah telkom wae, cah kendali yo podowae mumet’e”. Kebetulan yang berkata adalah Pak Nandra, Dosen kendali di jurusan yang baru kembali dari program doktoral. Jujur saja dari perkataan beliau itu menyurutkan semangat saya untuk mengambil topik ini. Karena memang saya berpikir “yang berbicaranya saja sudah Ph.D bilang gitu, gimana nanti yang ngerjain ?”. Seketika Pak Hendra masuk ke ruang jurusan seraya bilang “Gimana ? jadi yang kemarin ? kalau jadi nanti saya beri source code konsepnya”. “Kebetulan saya ada kuliah dulu pak sampai sore, kalau begitu besok saja pak sekalian”. Itu momen yang saya hafal, sampai akhirnya saya dapatkan judul saya sendiri.


“Judul Tugas Akhir saya Implementasi Algoritma Genetika Pada Optimasi Perancangan Jaringan 4G Long Term Evolution Menggunakan BTS Existing di Kabupaten Sleman, Pak”. Itu momen yang saya ingat ketika saya sampaikan judul saya ke Pak Hendra. Hingga diskusi rumit berlanjut hingga ke akar permasalahan dan inti pembahasan. Sepertinya itu tidak perlu dibicarain, maklum lah nanti kelihatan isinya. Singkat cerita sampai pada saat sudah mulai menulis proposal.


Pada dasarnya saya memiliki prinsip dalam nentuin judul Tugas Akhir harus dari ideku sendiri. Sampai akhirnya saya dapat menyimpulkan judul saya sendiri seperti diatas. Kalau bercerita asal mula sampai ketemu judul itu melalui proses yang panjang. Ok, mudah-mudahan proses yang aku lakuin kemarin bisa jadi motivasi dan inspirasi untuk oranglain. Ini proses yang aku lakuin:

  • ·         Baca Jurnal/Paper/Penelitian orang lain. Hal ini penting, Romy Satrio Wahono pernah bilang “Kalau mencari topik penelitan/Tugas Akhir/Skripsi dan semacamnya sebisa mungkin mencari judul yang berorientasi kepada proses pencarian solusi. Bukan hanya semata menyelesaikan suatu masalah. Karena dengan begitu kita bisa lebih berkontribusi kepada masyarakat dan ilmu itu sendiri”. Anda bisa memikirkannya sendiri, bisa dicari rumusan penelitian tentang RP-RQ-RO (Research Problem-Research Questions-Research Objective).

  • ·         Analisa Kemampuan Sendiri. Saya sangat mempertimbangkan hal ini. Pertimbangan yang saya lihat pertama dari segi hardskill dan softskill yang saya punya. Saya bahkan sampai melakukan analisa dari nilai KHS seluruh matakuliah, mana yang menjadi keunggulan saya dan kelemahan saya. Hasilnya saya sangat menyingkirkan masalah hardware.

  • ·         Analisa Waktu (Mau berapa lama kita berkutat). Pertimbangan ini harus dihitung sebab waktu masa studi kita di kampus sangat bergantung pada tingkat intensitas konsentrasi kita. Semakin lama masa studi, Percayalah beban stress kita makin tinggi. Mulai dari masalah biaya, masalah jodoh, ego antar angkatan sampai masalah-masalah sensitif lainnya. Tetapi ingat, tidak ada korelasi langsung hal Skripsi dengan SUKSES.

  • ·         Buat-Pasang-Berusaha ikutin taget. Walaupun kalau berbicara target saya sendiri hasilnya banyak yang melenceng jauh dari kenyataan. Tapi setidaknya saya berusaha untuk mengikuti janji/aturan main apa yang saya buat. Pelajaran penting untuk anda para Pria seperti saya.
  • ·         Istikharah. Ini poin penting, kita manusia pernuh dengan ke-Galauan selayaknya makhluk yang tak punya apa-apa, maka mintalah pada ALLAH yang MAHA MEMILIKI SEGALANYA.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar