Sebenarnya saya bisa dikatakan cenderung introvert alias 'tertutup'. Dari beberapa kali diskusi dengan beberapa teman atau saudara yang memang punya ilmu untuk membaca kepribadian orang (mungkin kebanyakan anak psikologi), saya memang punya beberapa sifat atau karakteristik tersebut. Salahsatu yang saya iyakan adalah kebiasaan 'memendam/menyembunyikan/menahan perasaan'. Dalam beberapa hal saya memilih untuk bersikap demikian, apalagi bila berada pada kondisi konflik tertentu. Baik itu konflik yang berperan langsung pada salahsatu pihak ataupun yang saya terjebak didalamnya.
Dalam blog yang ditulis disini: http://emilarya.wordpress.com/2013/01/23/definisi-introvert-yang-sebenarnya/, memang ada beberapa hal yang menurut saya sejalan dengan 'choice' yang saya pilih. namun ada juga paparan dalam blog tersebut yang dapat saya 'tidak iya-kan'.
Perihal kebiasaan memendam sendiri sebenarnya mungkin sudah terpupuk pada diri saya sejak kecil. Dibanyak kesempatan pada saat masa sekolah SD atau Madrasah saya sangat suka dengan ilmu sosial seperti sejarah. Dalam ilmu sejarah pasti juga membahas tokoh yang terlibat didalamnya, dan seperti biasa anak kecil pasti mengidolakan salahsatu tokoh tersebut. Untuk tokoh semisal dalam sejarah Indonesia bagi kebanyakan anak kecil mengidolakan sosok seperti Bung Karno, Bung Tomo atau pahlawan heroik lainnya, namun saya cenderung mengidolakan sosok seperti Bung Hatta dan Jendral Soedirman.
Bung Hatta menurut saya bila dibandingkan dengan partner sejatinya Bung Karno memiliki ke-elegan-an tersendiri. Tidak banyak cerita yang menggambarkan cara berpidato Bung Hatta seperti Bung Karno yang meledak-ledak. Sosok Jendral Soedirman pun demikian, tidak banyak pula cerita yang menggambarkan sosok beliau seperti Bung Tomo atau Pattimura.
Untuk sejarah Islam, sosok yang muncul adalah Khalifah Usman bin Affan. Saya menyukai sahabat Rosululllah ini bila dibandingkan dengan ketiga Khalifah Ur-Rasyidin lainnya. Tapi bukan berarti tidak menghargai atau mengesampingkan yang lainnya.
Dari situlah mungkin konsepsi-konsepsi lanjutan yang muncul kemudian memupuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar