Hati dan
akal adalah anugerah terbaik yang hanya diberikan kepada makhluk
terbaik ciptaan-Nya. Sebuah modal penting untuk dapat mengarungi
fananya dunia. Kedua relung itu adakalanya terisi penuh pada
kedua-duanya, adapula yang penuh salahsatunya sehingga mengosongkan
ruang lainnya. Kondisi ini yang harus diwaspadai dan sedapat mungkin
dapat diatasi apabila kau menemuinya.
Sepotong
pembicaraan dikala sore tiba dipenghujung bulan februari tahun ini,
melatarbelakangi tulisan ini. Bukan hal yang serius dan memusingkan,
tapi entah terlalu serius menanggapinya.
“...liburan
ini serasa bukan liburan ya, malah lebih sibuk ketimbang gak liburan
malah...”
“...serasa
lebih sibuk dari pada presiden...”
“...udah
pikiran lagi penuh, apalagi hati lagi kosong...”
seperti
itulah kurang lebih pembicaraan seru disenja sore akhir februari.
Dan aku
tak mau menjadi sebuah Jam Pasir.
Yang
hanya berupaya membolak-balikkan keadaan dengan tidak memberikan
apapun dari perbuatannya.
Yang
hanya membagi dari ruang diatas menuju ruang dibawahnya.
Yang
terbungkus pembatas ruang transparan.
Pengiasan
Jam pasir bisa dibilang objek yang paling pas untuk menggambarkan
percakapan itu, kita tahu bila jam pasir itu apabila satu sisinya
telah penuh maka sisi lainnya mengalami penumpukan. Dan saya tidak
ingin hal itu, lantas apa bedanya dengan kiasan tong kosong nyaring
bunyinya, bila ia penuh maka takkan berbunyi nyaring.
Sudah
menjadi kiasan umum dan membenarkan teori keseimbangan, bahwa dimana
ada hal yang saling membagi, saling mengisi, saling menjaga dan
saling melengkapi. Teori inilah yang disebut keseimbangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar