Judul ini muncul ketika sebagian orang sedang dalam euforianya akan sesuatu yang baru dan itu dapat disebut suatu identitas. Identitas itu melekat dan dapat dicerminkan oleh sesuatu yang melekat pada tubuh seseorang, dan identitas itu dapat berupa kemeja panjang hitam dengan 2 kantong berkancing didepannya. Dan dikatakan resmi dengan sebuah logo himpunan yang melekat di lengan kirinya. Ya, itulah pakaian dinas lapangan himpunan Mahasiswa Teknik Elektro.
Sebuah tradisi dan identitas bila kita berbicara kostum ini, mengingat ini adalah kostum resmi yang memang dijadikan identitas bagi anggota himpunannya. Desain dari kemeja ini cukup sederhana, dengan warna dominan hitam polos berbahan jenis drill, memakai tulisan “TEKNIK ELEKTRO-UNIVERISITAS ISLAM INDONESIA”, terdapat sebuah list biru dibawahnya, memakai dua kantong saku yang berkancing, dan pada bagian dada kanan terdapat nama pemilik dilengkapi nomor induk mahasiswa. Namun ada sedikit pertanyaan yang muncul mengenai ini. Dan itu terkait 2010, saya khususnya.
Memang dengan dibuatnya baju ini untuk kami (saya lebih tepatnya) membawa angin segar dan kebanggaan tersendiri, Mengingat identitas yang resmi setelah memakai ini. Tapi dengan dibarengi oleh angkatan 2011, itulah yang sejujurnya membuat hati saya cemburu dan mempertanyakan ini. Sedikit mengingat suatu cerita tempo hari diparagraf setelah ini.
Saat itu kami angkatan 2010 berencana membuat suatu jaket atau kemeja untuk menjadi indentitas sendiri bagi kami angkatan 2010. Dan akhirnya saya pada saat itu (yg memiliki ide ini) bermaksud membuat seragam layaknya angkatan diatas kami yang memilikinya, dan setelah dhuhur sayapun bertemu dengan salah kakak angkatan kami dan menanyakan perihal tata cara membuat itu. Dan muncul lah statement bahwa ada syarat yang dijadikan patokan, dan syarat itu adalah menjadi panitia di ESC (acara yang sudah pernah saya tulis). Setelah itu pun, akhirnya saya berunding dengan teman sekelas mengenai ini. dan akhirnya diputuskan untuk membuat desain baru dan sendiri khusus angkatan 2010.
Kemudian berlanjut pada saat rapat HM (mungkin) pada waktu sore hari di area parkir dosen FTI. Dan pada saat itu ketua HM menyampaikan bahwa salahsatu program HM adalah memfasilitasi pembuatan pakaian dinas Teknik Elektro seperti anggota lain untuk anggota baru. Dan kembali dipertegas bahwa untuk memakai baju itu harus pernah mencicipi menjadi kepanitiaan di ESC. Setelah ini barulah saya yakin dan menunggu untuk itu.
Kemudian berlanjut pada akhir smester 3 setelah UAS, salah satu teman memposting perihal pemesanan PDL HMTE, dan saya dengan lekas untuk memesannya. Namun apa yang menjadi statement itupun menjadi pertanyaan yang berulang, setelah tahu bahwa pembuatan baju ini berbarengan dengan angkatan 2011.
Bukan senioritas yang dibicarakan kali ini, namun terkait peraturan-tradisi atau apalah itu yang menjadi analisa saya. Lantas mengapa begini ?? pernyataan terkait masalah teknis pembuatan yang sudah dibicarakan 2 kali ditantang ?? hal ini benar-benar membuat saya sakit hati dan merasa dibohongi. Saya merasa kami diduakan, atau bahkan tidak dianggap. Tidak dianggap sebagai anggota, tidak dianggap kerja keras kami di kepanitiaan, dan tidak dianggap usulan saya.
Saya pernah mengusulkan penjualan semacam kaos yang nantinya akan disumbangkan ke kas HMTE, namun setelah dibicarakan oleh ketua, hanya menjawab “akan dipertimbangkan”. Disisi lain kami TE 2010 pernah menyumbang beberapa puluh ribu untuk pengadaan inventaris (bisa dibaca pada salahsatu blog teman saya di disini). Dan begitu melihat kemeja itu dikenakan oleh salahsatu mahasiswa 2011, sejujurnya saya benar-benar sakit hati.
Kemudian hari itu sabtu tanggal 10 maret saya berniat mengambil baju yang telah saya pesan. Setelah melakukan diskusi klub bahasa inggris, saya menuju salahsatu rumah kost untuk mengambil baju. Setelah itupun saya melihat ada kejanggalan di kemeja itu. Ternyata itu adalah logo HMTE. Dikemeja, logo HM digambarkan dengan warna dominan putih biru, sedangkan setau saya warna dominan HM adalah biru kuning. Lantas saya pun menanyakan hal ini kepada salah satu anggota yang menangani hal ini, dan ia menjawab hanya mengikuti tradisi dan contoh yang sudah ada.
Logo asli menurut penulis |
logo di kemeja |
Terkait masalah logo, sebenarnya saya sudah pernah merasakan kejadian ini pada saat menjabat sebagai pemangku adat di Ambalan Tifa Bhakti Guna Pramuka pangkalan SMAN 4. Dan hal yang dijumpaipun sama, kesalahan dalam penggunaan logo ambalan di seragam yang melekat pada tubuh saya. Masih ingat betul bagaimana saya benar-benar diinterogasi terkait logo yang salah itu. Dan dengan sangat berhati-hati saya menyusuri kakak angkatan saya untuk mencari tahu bagaimana logo yang sebenarnya. Dan akhirnya dapat saya temukan.
Logo atau lambang adalah salahsatu simbol identitas suatu organisasi, didalamnya terdapat kiasan-kiasan makna dan ungkapan sejarah yang telah dilaluinya. Lantas bagaimana dengan berubahnya logo itu, sama saja merubah suatu simbol, identitas, dan cita-cita yang telah menjadikannya. Ataukah hanya berlandaskan tradisi atau sejarah ??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar