Pepatah itu entah
datangnya dari mana, apakah memang saya yang membuat atau memang telah ada
orang lain yang membuatnya terlebih dahulu. Dan kini pepatah itu kian nyata
dalam suatu kehidupan ini. dipenghujung smester IV ini sejujurnya banyak cerita
yang memang menghampiri dan bener-bener buat warna dikehidupan saya. So,
lagunya Daniel Sahuleka yang berjudul “you make my world so colorful” bener-bener
pas dan ‘cucok’ banget buat saat ini. Dari mulai diawal semester jadi salahsatu
duta kampus untuk ngikutin pameran pendidikan se-Indonesia, dan dari sini
semangat untuk “bangun pagi” bener-bener kerasa banget. Terus berakibat dengan
kejutan nilai UTS yang diluar dugaan dan mungkin nilai terbaik selama kuliah ?.
Namun di penghujung semester ini tepatnya setelah UTS kebiasaan burukpun mulai
muncul kembali. Dan disaat smester penghujung dan begitu penting inipun akan
segera selesai saya malah berharap tidak cepat selesai.
Cerita lain ada di
penghujung bulan Mei. Yup, entah apa yang telah dilakukan atau memang mungkin
sebuah teguran dari Allah SWT. Hanya kurang lebih seminggu beberapa problem
muncul, dimulai dengan STNK yang hilang entah kemana, Monitor peninggalan kedua
kakak saya pun terbakar dibagian dalamnya, headset yang kemudian rusak, printer
yang tiba-tiba mendadak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Masya
Allah… benar-benar membuat hidupku lebih berwarna. Dan sebuah instropeksi pun
muncul, telah lama saya tidak menyentuh Al-Quran dan ketika orang tua
menanyakan hal ini dengan santainya saya menjawab “sudah”. Astaghfirullah hal
adziem..
Cerita kedua
menyangkut suatu permasalahan roman yang bernama CINTA dan PEREMPUAN. Untuk
masalah satu ini memang saya cenderung sensitive dan tidak memperdulikannya,
disatu sisi mungkin karena faktor orientasi terhadap perempuan yang lain,
*bukan berarti penyuka sejenis, gk tau kenapa orang saat ini lebih memandang
lelaki yang tidak memiliki pacar diidentikkan dengan homo* silahkan lihat
tulisan saya “wanita dan Rembulan”. Salahsatu faktor kenapa saya tidak
memusingkan masalah ini.
Namun disisi lain menyangkut kalimat pembuka
diatas, sebuah lingkungan itu dapat menjadikan seseorang menjadi orang besar,
dan itu tak lain dari sebagaimana sifat dan kualitas lingkungan tesebut. Dan
untuk kali ini memang memiliki gejolak yang cukup tinggi. Bisa dilihat disalah
satu tulisan teman di blognya yang bercerita tentang “JOMBLONGENES”,jelas-jelas disitu saya diterangkan dalam tulisannya. Dan itu memang
benar adanya. Kemudian cerita ini berubah ketika salah satu orang ditulisan
tersebut yang menyandang predikat jomblo dgn level rendah kurang lebih seperti
itu mulai menancapkan tajinya didunia percintaan *dgn bahasa lebih dalam.
Hingga muncul sebuah fans klub #Iskandarsta. Entah apa motif dari grup ini,
mendukung, meledek ataukah hanya iseng. Tapi yang jelas merubah cerita tentang
orang tersebut. Dan kini mungkin tinggal saya seorang disitu.
Diminggu-minggu terakhir smester IV bisa
dibilang titik puncak dari kegelian tersebut, mulai mengikuti kegiatan-kegiatan
teman yang emang jomblo dengan melirik dan memperbincangkan setiap wanita yang
menurut kami adalah high quality. #Istighfar. Kemudian hal yang menyangkut
masalah ini pun muncul secara langsung ke saya. Diawali dengan sebuah chat
sederhana dan sebuah pesan singkat dari seorang wanita partner klub bahasa
inggris. Dan yang membuat lebih terkejut adalah dengan tegasnya ia meminta
*ditebengi (bahasa lebih dalam). Hal yang sangat jarang dan menurut saya adalah
hal yang benar2 diluar dugaan. Sejujurnya awalnya tidak sama sekali terbesit
pikiran kearah sana, namun membaca salah satu pesan singkat saya dengan salah
seorang teman yang sering tak ledekin membuat orientasi dan pandangan saya
berubah ke dia.
“Kamu diberi kemudahan kok diabaikan ??”
Kurang lebih kalimat itulah yang diketik oleh
temanku, dan sekali lagi, kalimat ini bener-bener membuat pandangan saya ke dia
berubah. Dan itu dipengaruhi akan predikat “JOMLBO” yang sudah saya
lalui selama 19 tahun *ngenes bgt dah. Dan disamping perubahan pandangan itupun
muncul pikiran-pikiran lain. Salahsatunya terkait masalah life style, dia berasal dari kota yang menurut data kementrian
tenaga kerja dan transmigrasi sebagai daerah dengan pendapatan tertinggi kedua
di Indonesia. Anda dapat memikirkannya sendiri, satu lagi, salahsatu faktor ia
meminta saya untuk boleh ditebenginya karena mobilnya yang biasa dipakainya
barusaja ia tabraki dengan kendaraan lain dan itu membuatnya takut untuk
membawa mobil disamping faktor lain (J). Dan berdasarkan cerita wahyu, memang orang-orang yang berasal dari
daerah ini memang cenderung high class life style. Banyak cerita juga yang
membuat pandangan ke dia kembali berubah.*fuih…
Dan inilah main topic dari tulisan saya,
disalahsatu cerita wahyu, dia menyebutkan bahwa hanya sedikit dari orang-orang
daerahnya yang mau untuk hidup sederhana. Dan diceritanya tersebut orang itu
adalah temannya yang juga teman satu kelas saya. Sering disapa dengan panggilan
“koplak” oleh teman-temanku lainnya. dicerita tersebut menceritakan bagaimana
latar belakang dan perjalan hidup koplak yang sebenarnya berasal dari keluarga
“sangat” berada menurutku, apabila dibandingkan dengan saya mungkin tidak ada
apa-apanya.
“kalo di jogja komplek rumahnya itu macam di
Cassa Grande”.
Komplek Cassa Grande di Jogja bisa dibilang
sebuah kompleks elite modern yang terkenal, dan mungkin hanya dari kalangan
tertentu yang menempatinya. Terbayang sudah bagaimana kehidupannya disana sangat
jauh berbeda dengan kehidupannya yang sekarang ia jalani saat ini di jogja
sebagai mahasiswa. Memang ia nge-kost disalahsatu kost yang sangat dekat dengan
lokasi kampus, cukup berjalan kaki sekitar 5 menit untuk sampai di kelas,
berkendaraan shougun 125 biru keluaran sekitar 2005-2004, dan secara style
sangat jauh bila dibandingkan oleh kalangan penghuni cassa grande. Salahsatu
yang menarik ialah pesan apa yang disampaikannya, untuk bisa merasakan hidup
sederhana padahal dari keluarga seorang pengusaha. :thumbup
Benar-benar membuat pandangan saya berubah
melihatnya, karena memang ada catatan tersendiri atas pandangan saya selama ini
terhadapnya. Hal ini mungkin disebabkan hampir setiap postingannya menurut saya
terlalu ekstrem mengkritik pemerintah dan tentang ajaran-ajaran Islamnya yang
didapat dari blog atau situs portal Islam. Namun bukan berarti saya menolak itu
semua, hanya saja mungkin pandangan saya terhadap orang-orang dengan paham
seperti itu yang terlalu dicap buruk oleh media dan masyarakat dan sejujurnya
saya memandang Islam yang berda’wah dan membawa pesan arti kedamaian dan
kebenaran yang mutlak. “Allahu akbar..!!”
Dan pada hari ini (6-6-12) benar-benar belajar
arti sebuah kawan dan arti sebuah kata ”environment” sebagai makna dari
tulisan pembuka ini. Mengutip salah satu pesan singkat teman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar