“…tetapkan pilihan tuk satu kemungkinan sebagai bintang hiburan dan terus melayang…”
Senin 27 February 2012
Pagi dengan matahari yang cerah membangunkan sejenak angan yang telah terlelap dikegelapan malam. Air menyusuri setiap lekukan tubuh dibarengi dengan membasahi setiap seluknya. Pagi itu minggu kedua di awal smester 4, dengan semangat penuh menyusuri jalanan disekitaran Condong Catur – Kaliurang. Namun ternyata semangat itu tidak dibarengi oleh keadaan yang memaksa untuk tidak.
Siangnya salah seorang teman baik berbicara melapangkan sejenak pikiran dan kemampuannya untuk membenahi salah satu alat elektronik. Dengan semangat dan keikhlasan yang terpancar dari raut mukanya ia segera menyelesaikan kuliah dan bergegas untuk berkerja. Siang itu setelahnya menyelesaikan segala kepentingan dikampus, ia menyusuri jalan kaliurang menuju sekitaran Condongcatur menerjang jutaan butiran air hujan. Setibanya ditempat ia mengeluarkan kotak putih kecil dari saku celana jins-nya untuk ia buka. Diambilnya sebatang rokok berwarna putih maka ritual tersendiripun dimulai. Dihisapnya bara api yang ada dihadapan mulutnya dan menukarnya dengan kebulan asap putih yang ditukar diparu-parunya, seraya menyuruh sang pemilik tempat untuk membuka sebuah monitor 14’ yang akan diberesinya.
Sebenarnya ia berkerja tidak sendirian melainkan bersama ketiga teman lainnya, dengan diiringi canda tawa dan sesekali memutar musik favoritnya melalui speaker aktif. Dan sebentaran mereka bergantian menyolder ulang komponen yang telah ada untuk diganti kembali. Dan setelah hampir 2 jam berkutat dengan monitor akhirnya monitor itu kembali seperti sedia kala, normal tanpa ada keluhan.
Setelah menyelesaikan sebagian tugas untuk membenarkan monitor itu, keempat orang tadi berbicara mengenai hal apa yang akan dikerjakan esok. Dalam pembicaraan tersebut ada mengenai KP, KKN dan yang terdekat adalah pemilihan konsentrasi. Disela-sela pembicaraan tercetuslah kata darinya “kayaknya kamu duluan ri yang wisuda ??”. Sejenak pemilik kamar kost itupun terkesima oleh ucapannya dan dalam hati berpikir “kamu bisa lebih cepat dari saya, dan kamu lebih punya keahlian daripada saya”.
Dialah “Abdul Basith”, pemuda berdarah melayu Riau yang sedang melaksanakan studi di Kota Pelajar. Memiliki potensi lebih dibidang elektronika praktis, tidak ahli memang namun tidak juga awam. Pemuda dengan kepolosan atau bisa dibilang “karakteristiknya” yang memang beda dan layak dibedakan dengan yang lain. Salahsatu contohnya ialah ketidak-beraniannya mengatakan dirinya seorang perokok kepada keluarganya.
“…tetapkan pilihan tuk satu kemungkinan sebagai bintang hiburan dan terus melayang…”
“ ayo dul, kita sama-sama meniti karier kita sebagai mahasiswa dengan sesingkat mungkin…!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar