Minggu, 25 Desember 2011

Be a real Engineer with ESC

    Electrical Study Camp itulah kawah “Candradimuka” kami, mahasiswa Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia. Banyak perdebatan yang muncul apabila berbicara masalah ini. Mulai dari permasalahan konsep, acara, hingga senioritas bahkan perponcloan. Sudah 2 tahun saya mengikuti perjalanan panjang di dua episode terakhir dan kedua-duanya mengenakan 2 amanat yang berbeda pula. Peserta pada 2010 dan panitia pada 2011.

                Perjalanan saya ini diawali pada penghujung tahun 2010, saat itu tanggal 18-20 Desember 2011. Memang ada yang menarik disini, yakni tentang waktu pelaksanaan yang tidak sesuai dengan tahun pada acara ESC kali ini. Sesuai judul ESC 2010 seharusnya dilaksanakan pada tahun 2010 namun apadaya dilakukan justru diawal tahun 2011. Saat itu saya hanya ditemani oleh 15 orang teman-teman saya dari angkatan 2010. Jumlah yang tentu mengejutkan, mengingat total angkatan kami pada saat itu 42 orang.
                Sejujurnya melewati rangkaian acara ini cukup menguras memori,perasaan hingga tenaga yang banyak. Terlebih dengan traumatic yang saya alami. Itu membuat perjalanan kali ini sangat melelahkan. Banyak cerita disini, dan yang paling membuat berkesan pada saat diberinya kado special dari keluarga besar pada saya. Saat itu tanggal 20 januari tepat 4 hari sebelum saya berulang tahun ke 18. Disinilah saya merasa mendapat kado special dari panitia.
                Pagi itu dari panitia memberikan waktu yang digunakan kami peserta untuk menyiram para panitia yang mengenakan almamater. Tentu itu dimanfaatkan oleh peserta, namun tidak dengan saya. Ya, saya memang orang yang mengindari kebiasaan membalas, walaupun saya memang menginginkannya. Mengenakan jaket gunung cokelat saya hanya menatap kawan yang mengejar kian kemari panitia yang berlarian. Beberapa saat kemudian suasana hening, dan mencekam. Kemudian muncul di benak “ada apa ini ? waduh kena marah lagi kita”, dan itupun benar. Beberapa panitia berdiskusi dengan salah satu panitia yang membawa kamera, kemudian sang pembawa kamera itu menujuk jari telunjuknya kearah saya. Langsung saja “Kamu yang mau nyiram saya ya ?? tau tidak saya bawa kamera ?? kalau rusak mau tanggung jawab ??” perkataan itupun muncul.
                Lantas saya berpikir beberapa menit kebelakang, apa yg telah saya lakukan ?? saya Cuma duduk saja kok. Kemudian beberapa panitia menghampiri, “hey kamu !! maju sini !!”. dan apa yang mau dibuat, langsung saja maju. Dan disini skenariopun dimulai, diawali berbisikan dengan saya untuk menunjuk panitia lain kalau ditanya mana panitia yang kamu benci ?? terpikir sejenak ini bakal ngerjain mreka. Kemudian operan demi operan untuk menguji mental sayapun berlangsung dari para panitia dan senior. Dan kurang lebih 1jam kemudian “Byuuuurrr…!!!” sejenak badan basah dengan se-ember air kotor bercampur sampah dihadapan kawan-kawan saya lainnya.
                Di episode lain saya bertindak selaku panitia, divisi PUBDEKDOK itulah saya. Sejujurnya saya senang untuk berkerja di divisi ini, divisi yang selalu saya pilih di berbagai kepanitiaan. Dan disinilah saya melihat bagaimana pusingnya panitia. Terlebih dengan status Mahasiswa yang sedang in kuliah, belum lagi sebagai staff yang sama di kepanitiaan konser PSM UII dan latian baseball.
                “Pubdekdok itu divisi paling enak sebenernya kerja. Lebih santai, namun untuk urusan waktu, divisi ini yang terlama menurut saya”. Ya memang begitu apa adanya, sebelum hari H kita sibuk mendesain segala bentuk media promo dan dekorasi acara, dari mulai spanduk, baju panitia+peserta hingga atribut laennya. Di hari H kita berkutat dengan kamera mengikuti segala rangkaian acara. Dan di akhir hari H kitalah yang dicari2 dan dipusingkan dengan sertifikat,stiker dan sebagainnya.
                
Ayo mas koor a.k.a mas Towel, Ovel, mas Willy,…. Pekerjaan kita belum usai,..!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar